25 Apr 2013

Kebanggaan Orang Tua di Dunia & Akhirat




Malam itu saya dan istri sedang mampir di sebuah warung es kelapa di pinggir jalan. Bukan rasa haus yang membuat saya singgah di situ. Apa alasannya,saya sendiri belum mengerti.
Di sana terlihat seorang pria yang tengah duduk menikmati es kelapa. Sedang pemilik warung itu adalah sepasang suami-istri asal Medan yang saya duga dari logat bicara mereka.

Kami berdua memesan es kelapa. Tak lama kami pun menikmatinya sambil berbincang sana-sini menikmati malam yang kami jalani bersama. 

Lalu datanglah seorang bocah berusia 7 tahun kira-kira. Bocah itu mendekati kedua pemilik warung sambil cium tangan. Bocah itu mengenakan peci putih dan baju taqwa. Sepertinya ia baru usai mengaji.

Pria pembeli yang datang sebelum kami membuka tanya, " Itu anak bapak ya?" Pertanyaan itu dibenarkan oleh penjual es kelapa. Pria pembeli lalu menyapa si bocah, "Habis pulang ngaji ya nak?"

Anak itu mengangguk memberi jawab. "Ngajinya sudah sampai surat apa?" tanya pria tadi. "Surat Al Mulk" jawab anak itu singkat. Mendengar jawab bocah itu, saya dan istri mulai tertarik dan pasang telinga. Pada saat yang sama, kedua mata ini mendapati mimik bangga yang tersirat di wajah kedua orang tuanya yang berpofesi sebagai penjual es kelapa. 

Pria tadi melanjutkan tanya, "Apakah kamu hafal surat Al Mulk?" Anak itu menjawab dengan anggukan. "Apakah boleh saya uji hafalanmu?" tanya pria tadi kepada sang bocah. Lagi-lagi si bocah menjawab dengan anggukan.